Minggu, 04 April 2010

go to sakura island part. 7


“Karen, Karen! Tsukasa, Tsukasa! Bangun! Bangun!!!!!!!”

“Ng………………..” ucap mereka berdua bersamaan.

“Huaaaaaaaaaaaaah”

“Hei kalian. Tidak sopan menguap di sini!”

“Habisnya, kamu lama banget bicaranya.” Protes Karen masih mengantuk.

“Iya, iya. Bicara mu panjang kayak ular naga panjangnya bukan kepalang.” Lanjut Tsukasa.

“Yang penting, aku sudah menjelaskan sedetail-detailnya.” Cetus Mayu.

“Tidak berguna bicara sedetail-detailnya kalau masuk telinga kanan keluar telinga kiri.” Tambah Tsukasa Ogata ini.

“Tsukasa………! Kalau sudah keluar dari restoran ini, akan ku balas perkataannya.” Ucap Mayu dalam benaknya dengan wajah merah menyala.

“Eh, Ogata. Kamu pintar membuat orang darah naik ke kepala, ya. Mayu yang sikapnya manis saja, bisa marah kayak gitu.” Ujar Karen yang rasa kantuknya mulai menghilang.

“Heh, kamu ini memujiku atau meledekku sih?” Tanya Tsukasa dengan wajah seribu bahasa.

“Sudah-sudah. Kalian! Ayo pesan sushi apa?” Tegas Mayu

“Aku…., Ng.., Nigirizushi, Makizushi, Inarizushi dan Chirashizushi.” Ujar Karen
sambil melihat daftar menu.

“Karen, itu mah kamu pesan semuanya.” Mayu langsung menyela.

“Hehehehehe”

“Kalau aku, Makizushi saja. Eh, tambah Nigirizushi toppingnya biasa.” Ujar Tsukasa melihat daftar menu.

“Oke. Kalau begitu aku Makizushi dan Chirashizushi.” Ujar Mayu.

“Pelayan..” Panggil Karen. Seorang pelayan datang dan bertanya

“Mau pesan apa nona?”

“Saya pesan Makizushi 3 porsi, Chirasizushi 2 porsi, Nigirizushi 2 porsi dan Inarizushi 1 porsi. Minumannya jus strowberi 1, jus melon 1, dan coca-cola 1. Di tambah makanan penutupnya ice cream 7 rasa 3.”

“Baik akan segera datang.” Ucap pelayan sopan.

“Wow seru. Kamu pesan banyak banget makanannya. Kita kan bisa kekenyangan.” Ujar Mayu.

“Ah, tapi enak juga. Sudah lama tidak makan makanan enak. Itulah untungnya kalau Karen pulang kampung.” Sahut Tsukasa.

“Ogata!”

Tak lama kemudian, pesanannya pun datang.

“Silahkan!” sahut pelayan sambil membawa pesanan yang mereka pesan.

“Wow!! Sushinya kelihatan enak-enak yah.” Mayu memuji.

“Tempatnya berbentuk kapal. Lucu!” Karen lebih memuji.

“Tapi kamu tahu juga kalau aku suka coca-cola, ren.” Puji Tsukasa kepada Karen.

“Siapa dulu…. Aku gitu loh.” Karen sombong.

“Nah sekarang….. serbu!!” seru Mayu.

“Hei kita belum doa kan? Ayo doa.” Bentak Karen.

“Tapi sudah terlanjur aku makan.” Kata Mayu kecewa.

“Doa kalau terlanjur makan saja. Doanya, Bismillahi awwaluhu wa akhiruhu.” Kata Tsukasa.

“Oke.” Serentak mereka katakan.

“Setalah berdoa, mari makan” Am, yumm, sruup.

“Tunggu sebentar. ” tegas Mayu

“Hah?” mereka terkejut .

“Sebelum makan, bersihkan tanganmu dengan oshibori (Handuk panas) lalu tuangkan shouyu sebagai saus untuk sushi di piring kecil yang sudah disediakan. Ketika makan sushi sebaiknya menggunakan jari dari pada pakai sumpit. Jangan mencelupkan sushi ke shouyu terlalu dalam, celupkan hanya ujung bagian sushi yang akan kamu makan. Begitu.” Jelas Mayu panjang

“lagi-lagi…. Lagi-lagi….ceramah panjang lagi” keluh mereka berdua.
Akhirnya makanpun selesai.

“Duh kenyang… perutku kesakitan, kekenyangan sih.” Keluh Tsukasa

“Kita juga… bukan hanya kamu aja.” Ujar Karen terbata-bata.

“oke, aku akan bayar dulu. Kalian tunggu aku di luar ya.” Kata Karen sambil mengeluarkan dompetnya yang berisi uang banyak
Setelah masalah kekenyangan berakhir….

“Ayo, kita jalan-jalan beli souvenir untuk oleh-oleh dan kenang-kenangan.” Ajak Karen.

“Ayo, aku juga mau. Tapi kau yang bayar ya.” Ujar Mayu

“Aku juga mau. Tapi kau yang bayar. Soalnya aku nggak bawa uang.” Balas Tsukasa Ogata.

“Loh aku kan sudah bilang aku yang traktir. Gimana sih?” jawab Karen.

“Iya, yah.”

“Nah, kita ke toko yang di sana, seru. ” ajak Karen.

“baik lah.”

-------to be contineud-------




Tidak ada komentar:

Posting Komentar