Sabtu, 12 Desember 2009

perasaan perih teman tomboy-ku

aku punya teman, namanya annisa rahmawati. short namenya rahma. kami sahabat karib. mungkin karena sama-sama pecinta "naruto"! kami pulang sekolah naik sepeda bareng. biasanya kalau mau reflesing kami mampir ke "istiqomah", swalayan langganan kami! kalau aku biasanya beli 1 pack binder (maklum...pengoleksi buinder!apalagi yang ada gambarnya naruto,ouy!). klo rahma, sih belinya kaya' aku, tapi plus jajanan kecil. dia toh, suka sama coklat. nggak tahu, ya kenapa.

hari inipun kaya' gitu, tapi ada yang beda. kali ini aku beli jajanan kecil! (masa' cuma gitu aja nyampe dibanggain). habis beli, kami ngelanjutin perjalanannya. rahma waktu itu cerita, "ibu ku kemarin jadi ustadzah!" sambil berwajah kesal. lalu dia ngelanjutin cerita, "kemaren, to, kakakku lagi mandi, trus aku lagi ndengerin radio..."

oh, iya, rahma tuh punya kakak yang nyebelin dan ibu yang baginya nyebelin juga. ayahnya pendiam, tapi katanya kalau marah...wuih! ngeuri...! katanya juga, ibunya itu selalu mbela mbaknya. apapun yang dilakukan rahma, selalu aja dibilang salah! itulah sebabnya sikapnya selalu cuek dan klo diajak beli ke kantin, pasti nggeleng-nggeleng (kok bisa-bisa nyambung-nyambung kesitu). orangnya juga tomboy. yang aku suka itu, gayanya kaya' anak kuliyahan. tapi temannya semasa kecil banyak yang benci. kasihan juga, ya. oke, penjelasannya selesai sampai sini dulu. sekarang back to story...

"jadi ustadzah?" balesku.
"yep! waktu itu kakakku nyuruh aku ngganti saluran radio. ya, kamu, kan tahu mesti aku cuek aja to". aku angguk-angguk kepalaku.

"trus ibuku langsung dateng. trus bilang, kamu tuh mbok sopan sama kakakmu. bales tuh harusnya yang baik, jangan cuek kayak gitu. tiru kakakmu". gitu katanya, "nyebelin toh kata-kata yang kaya' gitu masuk ke telingaku. sering aku ndenger kata-kata yang kaya' gitu. panas kupingku ini," jelasnya. aku ngangguk-angguk lagi sambil menatap sedih.

"aku sedih dibilang kaya' gitu terus. masa' yang diperhatiin terus mbak rohmah terus. yang dipuji cuma mbak rohmah terus. yang yang dibelaiin mbak rohmaaa mulu'. kalo' aku... semua yang aku lakuin disalahin terus! mesti dibilangnya, kamu tu jadi kaya' mbakmu itu, lho. aku yang ndengerin yo panas to. apa-apa yang di liatin mbak rohmah! uuh!" aku yang ndenger langsung kaget bukan karena ceritanya, tapi ndenger suara sahabatku itu makin mendekati suara tangis.

"rahma?" aku tanya dengan wajah was-was. aku tebak rahma sedang menangis.

"aku tuh udah belajar seharian. itu tu rasanya 10.000 kali lipat sakitnya!" benar yang aku duga, dia menangis. baru pertama kali aku melihatnya menangis.

waktu berbelok ke gang-ku sudah tiba kami pun berpisah. tapi aku percaya, pada suatu saat ibunya akan bangga dengan hasil jerih payah dan di pandang melebihi kakaknya...!

jogja, 12-12-2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar